Manajemen Kesiswaan
Pendahuluan
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa
patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa
dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa
depan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka di suatu sekolah
perlu dilakukan kegiatan mengatur urusan kesiswaan. Kita ketahui bersama
bahwa keberhasilan lembaga pendidikan akan sangat tergantung kepada
manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti,
kurikulum, kesiswaan,pembiayaan, tenaga pelaksana, Humas dan sarana
prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam
upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan, maksudnya satu komponen akan
memberikan dukungan bagi komponen-komponen lainnya sehingga dapat
memberikan kontribusi yang positip terhadap pencapaian tujuan lembaga
pendidikan tersebut.
Urusan kesiswaan sangat dibutuhkan di sebuah
lembaga pendidikan, karena merupakan subyek sekaligus sebagai obyek
dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang
diperlukan. Oleh karena itu keberadaan urusan kesiswaan tidak hanya
sekedar memenuhi kebutuhan suatu lembaga, melainkan harus dikelola
dengan sebaik-baiknya agar bermutu, maksudnya dapat dikeleola dengan
maksimal sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi dirinya, kecerdasannya serta sosial emosionalnya. Hal ini sesuai
dengan apa yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, dalam
tujuan pendidikan mengamanatkan agar pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal diatas
dapat dipahami karena salah satu misi pendidikan adalah bagaimana
melindungi, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dan budi
pekerti yang luhur dalam tata kehidupan di sekolah. Dengan demikian
kebutuhan siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal
pemrioritasan. Sebagai contoh bahwa seorang siswa ingin sukses dan
berprestasi dalam hal nilai akademik, disisi lain ia juga ingin
bersosialisasi dengan teman-temannya, bahkan ada juga yang ingin sukses
dalam bidang non akademik, seperti olahraga, kesenian maupun yang
lainnya.
Dengan demikian maka urusan kesiswaanlah yang harus
melayani dan dapat mengkoordinir segala kegiatan siswa di suatu sekolah
baik itu berupa kegiatan di sekolah maupun kegiatan yang dilaksanakan di
luar sekolah, bahkan baoleh dikatakan mulai dari siswa mendaftarkan
diri sampai siswa tersebut menyelesaikan belajarnya.
Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari dua kata yakni
manajemen dan kesiswaan. Pengertian manajemen menurut Terry dalam TIM
Dosen Administrasi Pendidikan UPI ( 2009:204 ) adalah sebagai pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.
Sedangkan menurut Arifin Abdurahman dalam Ngalim Purwanto bahwa
manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk untuk mencapai sasaran-sasaran
dantujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang
pelaksana. Sedangkan menurut Mulyono, Manajemen Adminstrasi ( 2008: 18 )
bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan serta
evaluaasi yang dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai
tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya. Berikutnya menurut Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru
& Tenaga Kependidikan ( 2008:51 ) bahwa manajemen adalah suatu
aktivitas atau seni mengatur dan mengetahui secara tepat apa yang ingin
dikerjakan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari
pengertian diatas bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan
agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik yang memerlukan suatu
perencanaan, pemikiran, pengarahan dan pengaturan serta mengikutsertakan
semua potensi yang ada secara efektif dan efisien.
Kesiswaan di
suatu lembaga pendidikan mempunyai sebutan yang berbeda-beda, ada yang
istilah murid, pelajar dan siswa. Siswa adalah orang yagn emmpunyai
suatu pilihan untuk menmpuh ilmu pengetahuan sesuai dengan cita-cita dan
harapan masa depan. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan adanya
kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan
adalah merupakan suatu uapaya untuk memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan siswa baru
sampai dengan meninggalkan lembaga pendidikan sekolah tersebut.
Tujuan Manajemen Kesiswaan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat
dalam skal kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani
perlu diwujudkan dalam tata kehidupan di sekolah. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah perlu penataan urusan kesiswaan di sekolah secara
baik, tertib dan teratur, sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan
mencari data serta informasi mengenai kesiswaan tersebut.
Adapun
salah satu tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur segala kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang proses
pembelajaran di lembaga pendidikan dapat berjalan dengan lancar, tertib
dan teratur sehingga dapat memberikan sautu kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujaun pendidikan pada umumnya.
Selain itu
manajemen kesiswaan mempunyai fungsi sebagai wahana bagi siswa untuk
dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan bidang sosial, aspirasi dan segi potensi lainnya. Untuk mencapai
tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan itu tercapai maka yang perlu
diperhatikan adanya beberapa prinsi manajemen kesiswaan. Menurut Sukarti
Nasihin dalam Manajemen Pendidikan TIM UPI bahwa prinsip-prinsip
manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut :
1. Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan
2. Sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah
3. Mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik peserta didik.
4. Diupayakan untuk mempersatukan peserta didik
5. Sebagai upaya untuk pengaturan peserta didik
6. Mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Lingkungan kedua yang penting bagi siswa adalah lingkungan sekolah,
karena sekolah sebagai lembaga pendidikan dan tempat untuk untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya. Dengan demikian
baik dirumah mapun sekolah peserta didik perlu mendapat bantuan belajar
melalui suatu proses bimbingan untuk mengembangkan dirinya. Upaya
tersebut akan optimal apabila siswa atau peserta didik itu secara
sendiri mengembangkan dirinya sesuai dengan program-program yagn ada di
sekolah. Dengan demikian manajemen kesiswaan bukan hanya sekedar bentuk
pencatatan saja, melainkan meliputi segala aspek yang lebih luas secara
operasional dapat digunakan untuk membantu proses pendidikan di sekolah.
Adapun ruang lingkup manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut :
1. Analisis kebutuhan peserta didik, menetapkan siswa yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan baik dalam merencanakan jumlah siswa yang akan
diterima maupun menyusun program kegaitan kesiswaan.
2. Penerimaan
Siswa Baru, merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar
yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan tersebut.
Dalam hal ini biasanya dibentuk sebuah panitia penerimaan siswa baru
untuk melakukan tugas tersebut.
3. Seleksi, adalah suatu kegaitan
pemilihan calon siswa untuk menentukan apakah diterima atau tidak untuk
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini
seleksi, kadangkala dilakaukan bervariasi, karena ada yang melalui tes
ataupu berdasarkan nilai UASBN.
4. Masa Orientasi, adalah suatu
kegiatan pengenalan kepada siswa baru terhadapa lingkungan sekolahnya.
Masa orientasi ini sangat penting karena sebagai jembatan penghubung dan
pengantar siswa dari tingkat SD mau masuk ke SMP memerlukan pemahaman
yang mendalam terutama yang perlu ditanamkan adalah sikap mental para
siswa.
5. Pembagian Kelas, adalah pengelompokan siswa dalam kelompok belajarnya dan dibagai dengan menggunakan sistem kelas.
6. Pembinaan dan Pengembangan peserta didik, dilakukan untuk
mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya
di masa yang akan datang yang biasanya disebut dengan kegiatan kurikuler
dan kegiatan ekstrakurikuler.
7. Pencatatan dan Pelaporan, kegiatan
yang dimulai sejak siswa itu di terima hinga ia tamat dan bahkan bila
perlu adanya pelacakan terhadap siswa yang melanjutkan kes jenjang
sekolah yang lebih tinggi.
8. Kelulusan dan Alumni, adalah kegiatan
pencatatan terhadap siswa yang lulus dan melanjutkan ke lembaga
pendidikan lainnya diharapakan hubungan antara siswa dan sekolah tetap
terjalin, bahkan ada yang membentuk Ikatan Alumni.
Dari uraian diatas bahwa yang menjadi tugas urusan kesiswaan adalah secara rincinya sebagai berikut :
a. Bersama dengan Kepala Sekolah dan Wakasek merencanakan pelaksanaan PSB
b. Pembinaan terhadap OSIS
c. Melaksanakan kegiatan ektrakurikuler yang meliputi jenis kegiatan
dan sekaligus menyusun program kegiatan administrasi serta pelaporan
d. Bersama Wali Kelas melakukan pembinaan terhadap siswa, serta melakukan pengawasan dalam hal kehadiran siswa.
e. Membimbing dan mengarahkan serta mengendalikan siswa/OSIS agar dapat menunjang pelaksanaan Kurikulum dan Tata Tertib sekolah
f. Membimbing dan mengarahkan proses pemilihan OSIS
g. Mengawasi kegiatan OSIS terutama Ekstrakurikuler
h. Setiap akhir bulan menyiapkan Rekapitulasi Persentasi kehadiran
siswa dan menyerahkannya kepada wali Kelas untuk diisi dan kemudian
dikumpulkan kembali
i. Bersama wali kelas melakukan tindak lanjut terhadap siswa yang sering absen
j. Mengusulkan beasiswa dan pelajar teladan
k. Melakukan pembinaan terhadap siswa dan bekerjasama dengan wali Kelas dan guru BK
l. Memonitor kegiatan UKS
m. Bersama-sama OSIS membuat program Kerja kegiatan OSIS
n. Buku-buku administrasinya :
(1) Pedoman Pengelolaan OSIS
(2) Struktur OSIS
(3) Kumpulan SK OSIS
(4) Buku catatan siswa berprestasi
(5) Buku catatan siswa penerima bea siswa
(6) Buku Induk siswa
(7) Buku Klapper
(8) Mutasi siswa
(9) Surat persetujuan Mutasi Masuk
(10) Dokumen Penyerahan STTB
(11) TataTertib siswa
(12) Buku Kelas
(13) Daftar Hadir siswa
(14) Daftar 8355 kelas I,II dan III ditanda tangani Kasek dan Pengawas
(15) Kumpulan Foto copy STTB
o. Memberikan laporan tentang pembinaan siswa kepada Kepala sekolah secara Periodik dan semua tugas ini dipertanggung jawabakan
Pelayanan
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan- kesamaan.
Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka
sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan
unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih
manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang
manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan- kesamaan
yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak
yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah
pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian
melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan
(schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan
diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak.
Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih
bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan
yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi
layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. Sungguhpun
demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini,
kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan
psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini
mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh
sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang
meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang
benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya
saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda,
maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan
atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut
dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan
layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut. Ada dua
tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak
itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. Manajemen
peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana
agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik
layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun padaperbedaan peserta
didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan
bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada
peserta didik yang cepat perkembangannya.
1. Layanan Bimbingan Konseling
Pengertian Bimbingan menurut PP No. 29 Tahun 1990 adalah bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru
pembimbing.
2. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah
satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik dan guru dengan
maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah.
3. Layanan Kesehatan
Biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah untuk
meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya..
Pendidikan kesehatan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa
kebiasaan hidup sehat merupakan modal utama dalam kehidupan.
4. Layanan Kantin
Kantin sekolah sangat diperlukan agar peserta didik terjamin
kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Pengelola kantin sebaiknya
dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang
bersangkutan, dengan tujuan segala makanan yang dijual terjamin dan
bermanfaat bagi peserta didik.
Demikian pelayanan sekolah yang
secara umum, namun biasanya masih ada juga yang memberikan pelayanan
berupa transportasi sekolah dan bahkan ada pelayanan asrama peserta
didik. Maka manajemen kesiswaan tidak terlepas dari administrasi
pendidikan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan atau keseluruhan
proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang di sebuah lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Malang : Ar-ruz Media. 2008
Puerwanto, Ngalim. Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta. Rosda. 1987
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Medan : Alfabera. 2008
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Pontianak. Alfabeta. 2009
TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan.Bandung. Alfabeta.2009,
Undang-Undang N0.20 Tahun 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung. Citra Umbara. 2003
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Pontianak. Alfabeta. 2009
http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com/2009/05/manajemen-kesiswaan-peserta-didik.html. akses tanggal 20 Mei 2010