NEWS UPDATE :  

Artikel

PERAN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 DI KURIKULUM MERDEKA

PERAN LITERASI DIGITAL
DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 DI KURIKULUM MERDEKA
Oleh: Sugeng Riyadi S.S. (Guru Mapel Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Patimuan)


Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat. Apalagi saat pandemi mendera, hal-hal yang berbau teknologi tentu tidak asing lagi di berbagai sektor, khususnya sektor pendidikan. Meskipun pandemi melanda, tidak lantas menjadi alasan institusi-institusi pendidikan untuk berhenti melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Selama pandemi, KBM dilaksanakan secara jarak jauh atau yang kita sebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Dalam kegiatan PJJ inilah mulai dirasakan pentingnya peran teknologi dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah literasi digital. Kegiatan berliterasi siswa tidak melulu harus datang ke perpustakaan lalu duduk dengan memegang buku dan membacanya. Kecanggihan teknologi saat ini telah berhasil mengemas bahan bacaan dalam bentuk digital yang mudah diakses kapan pun dan dimana pun. Mulai dari koran elektronik, majalah elektronik, novel elektronik, sampai dengan buku elektronik. Bahkan saat ini pula sudah banyak ditemui perpustakaan online yang menyuguhkan bahan bacaan dengan genre apapun. Suatu kemudahan yang patut kita manfaatkan. Lalu apa peran literasi digital dalam kurikulum baru yang digulirkan oleh Kemendikbud?
Pada saat pandemi melanda, pemerintah telah melakukan beberapa penyesuaian dalam dunia pendidikan. Salah satunya tentang kurikulum. Kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Merdeka digulirkan pemerintah untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang dinamis khususnya di era pandemi ini. Dalam kurikulum merdeka, pemerintah menerapkan pembelajaran abad 21 dengan mengintegrasikan profil pelajar pancasila, 4C (Collaboration, Critical Thinking, Creativity, dan Communication) dan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) di dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kurikulum merdeka pula menekankan tentang numerasi dan literasi. Literasi ini pula harus dipahami bahwa tidak hanya sebatas kegiatan membaca, melainkan mencakup kegiatan menulis dan memecahkan masalah. Di sinilah peran literasi digital sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Melalui literasi digital, secara tidak langsung seorang guru telah menerapkan TPACK dan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis. Peserta didik tidak lagi harus diajak ke perpustakaan untuk memilih dan membaca buku untuk menemukan sumber informasi, melainkan peserta didik diminta berliterasi melalui telepon pintar yang dimilikinya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dalam proses pembelajaran. Bahkan informasi yang disuguhkan tidak berbatas, sebab semua literatur yang kita butuhkan ada di dalamnya. Kegiatan berliterasi pun dapat dengan mudah dilakukan di dalam kelas masing-masing. Dengan begitu, keakraban peserta didik terhadap telepon pintar dapat kita alihkan menjadi suatu hal yang positif yaitu dengan literasi digital tersebut. Hal yang tetap perlu diingat dan dipahami adalah bahwa tercapai atau tidaknya tujuan literasi digital adalah pembinaan guru terkait pemanfaatan teknologi untuk berliterasi. Selain itu, perlu diingat pula bahwa peran guru dalam proses pembelajaran tetap tidak dapat tergantikan walaupun peserta didik dapat mengakses berbagai macam informasi dan sumber belajar secara cepat. Pentingnya literasi digital di dalam Kurikulum Merdeka juga perlu dipahami bahwa adanya literasi digital tersebut merupakan suatu alternatif untuk menjawab tantangan perkembangan zaman khususnya perkembangan teknologi yang menuntut pelajar dan pembelajar untuk menyesuaikan dengan perkembangan tersebut.
 


SELAMAT DATANG DI WEBSITE SEKOLAH SMA NEGERI 1 PATIMUAN